Kita kali ini akan membahas peringkat berapakah Indonesia di dunia,
yap Indonesia sekarang berada diberada 69 dari 76 Negara. Sungguh menyedihkan kualitas pendidikan di negara kita ini, kenapa kita bisa berada peringkat itu ? ya salah satunya karena mahalnya harga pendidikan di negara Indonesia.
Kita ketahui padahal banyak sekali generasi-generasi muda Indonesia yang berpotensi dalam hal akademik, namun karena banyaknya orang yang kurang mampu maka dari itu susah untuk mengenyam pendidikan, karena itu mereka menjadi orang yang bodoh dan tidak bisa berkembang. Bayangkan saja bagaimana kalo terus begini, mungkin pada tahun 2030, Indonesia bisa diperingkat bawah dunia dan banyak orang yang menjadi karena kurangnya pendidikan.
Sekarang kita tahu bahwa sudah ada pendidikan gratis untuk yang kurang mampu, tapi sama saja tidak ada yang mengubah mutu pendidikan di Indonesia, kenapa ? biaya masih saja mahal. Jadi tidak semua biaya ditanggung oleh pemerintah, sekolah gratis ? iya gratis, namun biaya-biaya yang lain ditanggung sendiri, seperti uang buku, uang baju seragam dll.
Semoga pemerintah dapat memperbaiki masalah mutu pendidikan karena mahalnya biaya pendidikan.
Semoga blog ini bermanfaat, terimakasih.
Saptia Jati Richananta
15321066
B
Rabu, 13 Januari 2016
Pendidikan Kita Mahal dan Gagal
Indonesia telah merdeka lebih dari 66 tahun. Bukan waktu yang pendek bagi sebuah bangsa untuk mempersiapkan diri menjadi bangsa yang prestatif. Ironisnya Indonesia terpuruk hampir di seluruh bidang, termasuk pendidikan. Di bidang pendidikan rendahnya kualitas hampir merata dari seluruh aspek: guru, fasilitas pendidikan, kurikulum, sampai pada prestasi siswa.
Indonesia bisa dinilai sebagai Negara yang gagal, karena semakin tua usianya bukan semakin berprestasi, tapi sebaliknya. Di bidang pendidikan prestasi Indonesia semakin menurun. Penurunan peringkat Indonesia dalam indeks pembangunan pendidikan untuk semua (Education for All) tahun 2011, salah satunya disebabkan tingginya angka putus sekolah di jenjang sekolah dasar. Sebanyak 527.850 anak atau 1,7 persen dari 31,05 juta anak SD putus sekolah setiap tahunnya. Badan PBB, UNESCO merilis indeks pembangunan pendidikan (Education Development Index) dalam EFA Global Monitoring Report 2011. Peringkat Indonesia turun pada posisi ke-69 dari 127 negara. Tahun lalu posisi Indonesia ke-65. Dari empat indikator penilaian, penurunan drastis terjadi pada nilai angka bertahan siswa hingga kelas V SD. Pada laporan terbaru nilainya 0,862.
Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia juga ditunjukkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM Indonesia berada pada level 0,617 pada tahun 2011 menduduki peringkat 124 dari 187 negara di dunia. IPM Indonesia hanya unggul jika dibandingkan Vietnam yang memiliki nilai IPM 0,593, atau Laos dengan nilai 0,524, Kamboja 0,523, dan Myanmar dengan nilai IPM 0,483.
Kualitas guru yang menjadi ujung tombak pendidikan juga rendah. Masih banyak guru yang tidak layak, tidak disiplin, dan jarang mengajar. Pada pertengahan Oktober 2011, puluhan wali murid SD Negeri 1 Puulemo Kecamatan Baula, Kabupaten Kolaka, Sultra merasa kesal dengan kepala sekolah dan guru karena jarang masuk mengajar. Mereka menyegel kantor kepala sekolah dan ruangan guru di SD tersebut.
Rendahnya kualitas guru ini berbanding lurus dengan kesejahteraan guru yang belum merata. Sebagian ada yang sejahtera, sebagian masih mengenaskan. Contohnya seperti yang dialami guru SDN 023 di daerah masyarakat adat Talang Mamak, suku asli Provinsi Riau. Guru di Desa Talang Durian Cacar Kecamatan Rakit Kulim, Kabupaten Indragiri Hulu, pada Januari silam belum menerima gaji selama tiga bulan. Mereka juga harus memikul beban kerja berlipat ganda, karena hanya ada tiga guru di sekolah itu yang mengajar siswa dari kelas satu hingga kelas lima.
Semua fakta itu masih diperparah dengan sarana fisik yang belum memadai. Masih banyak gedung sekolah yang tidak layak digunakan untuk belajar. Data yang diterima Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, selama tahun 2011 terdapat sekitar 21 ribu sekolah rusak berat. Bahkan seperti yang dilaporkan Republika, gedung sekolah yang rusak berat itu ada yang sampai merengut nyawa siswa. Adalah Sukniah (10 tahun), siswa kelas 4 Madrasah Diniyah Al-Ikhlas, Kampung Tambleg, Desa Cidikit, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Banten, tewas tertimpa atap sekolahnya yang tiba-tiba ambruk. Sementara sepuluh siswa lainnya mengalami luka-luka di bagian punggung, kaki, pundak dan kepala.
Lain halnya di Sampit, bukan masalah gedung sekolah yang rusak berat, tapi Sampit kekurangan gedung sekolah. Akibatnya ribuan siswa lulusan SMP di daerah tersebut terancam tidak dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi karena tidak tertampung di Sekolah Menengah Umum dan sederajat. Dari 5.090 siswa SMP yang lulus diperkirakan hanya sekitar 3.000 lebih yang berhasil tertampung di bangku SMU, sedangkan 2.000 siswa diantaranya terancam akan putus sekolah.
EVEREDY LEMANS
13521083
B
Alasan Biaya Kuliah PTN Semakin Mahal
Sudah menjadi hal biasa jika setiap tahun biaya kuliah di PTN dan PTS makin melonjak. Kenaikan biaya kuliah setiap tahun karena PTS dan PTN membutuhkan dana segar untuk membiayai operasional kampus, membayar gaji karyawan/dosen yang setiap tahun terus naik dan pengeluaran lain yang dibebankan kepada universitas bersangkutan
Saat ini di PTN apapun cost yang dikeluarkan adalah pendapatan universitas murni dari seluruh mahasiswa. Ini berbeda ketika era Orde Baru pemerintah sekian persen memberikan subsidi kepada PTN sehingga semua biaya PTN ditanggung pemerintah.
Dengan adanya perubahan kebijakan di mana pemerintah menarik subsidi terhadap PTN. Maka, PTN yang ada saat ini harus mengelola keuangannya sendiri, menghidupkan operasional dan membayar gaji para pegawai kampus yang naik setiap tahun.
Untuk menekan biaya kuliah bagi mahasiswa dan calon mahasiswa tidak mampu, lanjut Ari, pemerintah saat ini melakukan terobosan dengan Uang Kuliah Tunggal (UKT). Subsidi silang dari mahasiswa mampu kepada mahasiswa tidak mampu memang bisa saja menekan biaya kuliah bagi mahasiswa tidak mampu dalam menuntut ilmu di PTN.
EVEREDY LEMANS
13521083
B
Pendidikan di Indonesia ? Harus ada pemerataan
Pendidikan
merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi setiap manusia dimuka bumi
ini. Pendidikan tidak terlepas dari segala kegiatan manusia. Dalam kondisi
apapun manusia tidak dapat menolak efek dari penerapan pendidikan. Pendidikan
diharapkan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga
Negara Indonesia untuk memperoleh pendidikan. Di Indonesia, tidaklah menjadi
hal yang baru bahwa pada bidang pendidikan mengalami banyak permasalahan.
seperti masalah pemerataan pendidikan yang tidak merata. Ketika permasalahan
pemerataan itu terjadi, maka faktor terbesar yang menyebabkan masalah
pemerataan terjadi adalah masalah pendidikan yang mahal. Tentang semakin besar
dana yang dimiliki oleh pemerintahan dikota yang besar, maka semakin
dikembangkannya pendidikan dikota itu menjadi pendidikan yang sangat
memadai
dalam sarana dan prasarananya.
Masalah
pemerataan pendidikan timbul apabila masih banyak warga Negara khususnya anak
usia sekolah yang tidak dapat di tampung dalam sistem atau lembaga pendidikan
karena kurangnya fasilita pendidikan yang tersedia. Saat ini kondisi pendidikan
di Indonesia masih belum merata. Misalnya saja di kota-kota besar sarana dan
prasarana pendidikan disana sudah sangat maju. Sedangkan di desa-desa hanya
mengandalkan sarana dan prasarana seadanya. Banyak sekolah – sekolah yang
kurang diperhatikan dan kurang direnovasi di wilayah pedalaman. Melainkan
dengan sekolah – sekolah yang ada di kota – kota besar. Lalu kemana perginya
uang rakyat ? yang digunakan untuk memenuhi fasilitas di Indonesia terutama
untuk pendidikan. Bukan hanya masyarakat di desa saja yang masih tertinggal
pendidikannya. Daerah-daerah di Indonesia timur bukan hanya sarana dan
prasarana yang kurang tapi juga kurangnya tenaga pengajar sehingga
sekolah-sekolah disana masih membutuhkan guru-guru dari daerah-daerah lain.
Walaupun ada warga negara Indonesia yang tinggal di kota-kota besar tapi karena
mereka termasuk ke dalam warga negara yang kurang mampu sehingga mereka tidak
bisa merasakan pendidikan. Banyak anak-anak yang masih di bawah umur sudah
bekerja untuk membantu orang tua mereka dalam mempertahankan hidupnya.
Ketika
pemerintah sudah mengetahui kemajuan pendidikan dikota-kota yang besar,
kebanyakan justru melakukan pengembangan yang lebih besar lagi pendidikan
dikota besar tersebut. Maka seharusnya tindakan pemerintah dikota besar itu yang
benar adalah lebih memperdulikan pendidikan yang kurang dikota-kota terpencil
dan memulai membantu untuk pengembanganan kecil-kecilan hingga besar terhadap
pendidikan dikota terpencil tersebut. Agar tercapainya pemerataan pendidikan
antara kota-kota besar dengan pendidikan kota-kota kecil. Sehingga tidak ada
lagi ketidakadilan yang terjadi didalam pendidikan di Indonesia.
NADYA SAFIRA
15321079
B
Pendidikan mahal? Orang miskin tidak dapat sekolah
Di Yogyakarta
kita masih banyak melihat anak yang mencari kerja dengan mengamen dilampu-lampu
merah. Mereka mengamen disaat yang dimana harusnya mereka menerima pendidikan
untuk masa depan mereka. Banyak dari mereka yang terhenti sekolahnya karna
orangtua mereka tidak memiliki biyaya untuk menyekolahkan mereka dan menuntut
mereka mau tidak mau untuk bekerja. Pendidikan yang dijanjikan gratis oleh
pemerintah tetap menjadi beban bagi mereka yang kurag mampu, yang hidup
kekurangan bahkan terkadang untuk makan saja sangat susah. Mahalnay pendidikan
mengharuskan mereka yang tidak mampu untuk tidak bersekolah. Pemerintah
menjanjikan pendidikan gratis karna pendidikan sangat penting untuk anak
sebagai penerus bangsa. Janji pemerintah biasanya diterapkan kedalam sekolah-sekolah
yang katanya sekolah itu gratis. Memang banyak sekolah-sekolah yang mempunyai
embel-embel sekolah gratis bagi masyarakat tidak mampu. Namun tetap saja banyak
masyarakat yang tidak bersekolah, karna kata sekolah “Gratis” hanya sebuah kata
tanpa adanya fakta. Sekolah gratis itu tidak murni gratis, di dalam sekolah
tetap saja ditarik uang untuk ini itu yang memberatkan mereka. Mengapa
benar-benar tidak ada sekolah yang gratis, dengan fasilitas yang benar-benar
memadai seperti sekolah yang elit.
Mahalnya biaya pendidikan dapat berdampak pada
efesiensi pengajaran disekolah, Jika kita berbicara tentang biaya pendidikan,
kita tidak hanya berbicara tenang biaya sekolah, training, kursus atau lembaga
pendidikan formal atau informal lain yang dipilih, namun kita juga berbicara
tentang properti pendukung seperti buku, dan berbicara tentang biaya
transportasi yang ditempuh untuk dapat sampai ke lembaga pengajaran yang kita
pilih. Di sekolah dasar negeri, memang benar jika sudah
diberlakukan pembebasan biaya pengajaran, nemun peserta didik tidak hanya itu
saja, kebutuhan lainnya adalah buku teks pengajaran, alat tulis, hal itu
diwajibkan oleh pendidik yang berssngkutan. Selain itu juga mahalnya biaya pendidikan terkait
dengan mutu pendidikan pula, Pendidikan bermutu itu mahal. Kalimat ini sering
muncul untuk menjustifikasi mahalnya biaya yang harus dikeluarkan masyarakat
untuk mengenyam bangku pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan dari Taman
Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT) membuat masyarakat miskin tidak
memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Orang miskin tidak boleh
sekolah.Orangtua siswa harus berfikir kembali untuk melanjutkan anaknya pada
jenjang yang lebih tinggi akibat semakin tingginya biaya pendidikan. Padahal
pendidikan adalah suatu bentuk hak asasi yang harus dipenuhi dari lembaga atau
institusi yang berkewajiban memenuhinya secara merata, sehingga semua
masyarakat dalam suatu bangsa tersebut dapat menikmatinya. Bukannya hanya
ditujukan untuk orang yang mampu membayarnya. Mengingat pentingnya pendidikan
untuk semua warga, sehingga posisinya sebagai salahsatu bidang yang mendapat
perhatian serius dalam konstitusi Negara kita, dan menjadi salah satu tujuan
didirikannya Negara Republik Indonesia. Oleh karena itu Negara dalam hal ini
pemerintah wajib menyelenggarakan pendidikan secara murah dan bahkan gratis
untuk masyarakatnya.
Dampak dari pendidikan
yang mahal itu kepada masyarakat miskin. Mayarakat miskin seperti tidak boleh
mengenyam pendidikan, karna mahalnya biyaya dan masyarakat kurang mampu harus
mengurungkan niatnya untuk menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang pendidikan. Sebenarnya yang
faktor dapat menjamin masa depan adalah pendidikan yang berkualitas. Seharusnya
pendidikan berkualitas di negara indonesia diselenggarakan di semua lembaga
pendidikan tanpa terkecuali dan berlaku untuk seluruh warga negara. Sejatinya
seluruh warga negara mempunyai hak atas pendidikan yang berkualitas, tetapi
kenyataannya hanya golongan tertentu sajalah yang dapat menikmati pendidikan berkualitas
tersebut sehingga banyak orang yang kurang mampu hanya bisa menikmati
pendidikan yang biasa saja.
Pemerintah seharusnya
mensejahterahkan perekonomian masyarakatnya, karena
itu Kualitas Pendidikan juga berkaitan dengan tingkat ekonomi rakyat yang
memandang bahwa pendidikan itu Mahal. Pendidikan tidak akan menjadi mahal untuk masyarakat
kurang mampu apabila perekonomian mereka tercukupi. Jadi pemerintah pertama
harus mensejahterakan perekonomian masyarakatnya agar kebutuhan mereka
terpenuhi dan masyarakat dapat mengenyam pendidikan hingga jenjang yang tinggi.
Selain itu pemerintah
harus membuat kebijakan adanya sekolah gratis dan benar-benar gratis untuk
masyarakat yang kurang mampu agar mereka dapat mengenyam pendidikan.
Tutut Dwi Susilowati
15321062
B
Pedidikan Terjamin Asal ada Uang ?
Hai, selamat datang di Blog kami...
Kali ini kami akan membahas masalah pendidikan di Indonesia, kenapa ? ya kita ketahui sendiri sekarang, pendidikan di indonesia yang terlalu memandang dari segi materi.
Indonesia adalah negara berkembang dimana kepadatan penduduk yang membuat Indonesia berada di peringkat ke 4 didunia, dengan banyaknya penduduk di Indonesia tidaklah membuat Indonesia maju dalam bidang mutu pendidikan tapi pendidikan di Indonesia termasuk negara yang mempunyai kualitas pendidikan yang rendah, Indonesia berada diperingkat 69 dari 76 negara. Sungguh memilukan.
Pendidikan di Indonesia sangatlah bermasalah, kualitas sangatlah rendah dan harga pendidikan di Indonesia sangatlah tinggi, itulah yang membuat Indonesia hanya berkembang saja, Mahalnya pendidikan menjadikan rendahnya kualitas.
Indonesia adalah negara yang termasuk memiliki banyak warga yang kurang mampu, dengan alasan itu banyak kalangan orang bawah susah mengeyam pendidikan yang layak, padahal kita ketahui pemerintahan di Indonesia sudah menggunakan berbagai banyak cara agar warga negara Indonesia dapat mengenyam pendidikan, yaitu dengan adanya dana BOSS, sekolah gratis
.
Namun sama saja tidak ada dampak yang terlihat, karena orang ataslah yang berkuasa dan yang pantas mengenyam pendidikan layak. Kurangnya perhatian pemerintah pada masalah pendidikan menjadikan Indonesia selalu terpuruk dalam masalah pendidikan, dampaknya apa ? dengan mahalnya biaya pendidikan di Indonesia banyak orang-orang yang malas untuk belajar dengan alasan tidak ada biaya, tidak mampu untuk sekolah. Namun ada juga dimana mahalnya pendidikan tapi tidak sesuai dengan apa yang didapat,
Contohnya :
1. Kurangnya fasilitas dalam pembelajaran
2. Guru/Pengajar tidak bekerja dengan baik dalam penyampaian materi
3. Guru/Pengajar tidak profesionalitas
Seperti itulah masalah pendidikan di Indonesia, yang tidak pernah selesai masalahnya dari zaman merdeka sampai sekarang, dan karena kurangnya mutu pendidikan negara kita masih sangatlah mudah untuk dijajah, dari segi perkembangan teknologi, ekonomi, dll.
seharusnya pemerintah menyadari masalah ini, mahalnya pendidikan di Indonesia sangatlah tidak sepadan dengan apa yang didapatkan siswa saat belajar.
Kita juga ketahui, pendidikan di Indonesia sangatlah tidak merata, dimana yang mendapatkan pendidikan hanyalah didaerah perkotaan besar, dan kualitas dipinggiran kota tidaklah sepadan. Pemerintah seharusnya mulai meratakan pendidikan di Indonesia agar seimbang dan tidak terlihat pilih kasih,
Contoh tidak meratanya pendidikan di Indonesia,
Contoh tidak meratanya pendidikan di Indonesia,
PENDIDIKAN MAHAL: BAGAIMANA SOLUSINYA?
Pendidikan
mempunyai peran penting bagi pembangunan bangsa. Tetapi pada kenyataannya
pendidikan Indonesia masih jauh dari yang diharapkan. Masih banyak permasalahan
yang menghambat pendidikan di Indinesia seperti kualitas siswa masih rendah,
pengajar yang kurang profesional hingga biaya pendidikan yang sangat mahal. Keterpurukan
ini juga akibat dari kecilnya rata-rata alokasi anggaran pendidikan baik
di tingkat nasional, propinsi, maupun kota dan kabupaten. Penyelesaian masalah pendidikan tidak
semestinya dilakukan secara terpisah-pisah, tetapi harus ditempuh langkah atau
tindakan yang sifatnya menyeluruh. Artinya, kita tidak hanya memperhatikan
kepada kenaikkan anggaran saja. Sebab percuma saja, jika kualitas sumber daya manusia
dan mutu pendidikan di Indonesia masih rendah. Selain itu masih
banyak program-program dari pemerintah yang belum berjalan dengan baik. Masalah
penyelenggaraan Wajib Belajar Sembilan tahun sejatinya masih menjadi PR besar
bagi kita. Kenyataan yang dapat kita lihat bahwa banyak di daerah-daerah
pinggiran yang tidak memiliki sarana pendidikan yang memadai. Dengan
terbengkalainya program wajib belajar sembilan tahun mengakibatkan anak-anak
Indonesia masih banyak yang putus sekolah sebelum mereka menyelesaikan wajib
belajar sembilan tahun. Dengan kondisi tersebut, bila tidak ada perubahan kebijakan
yang signifikan, sulit bagi bangsa ini keluar dari masalah-masalah pendidikan yang
ada, apalagi bertahan pada kompetisi di era global.
Namun yang paling jelas adalah masalah
mahalnya biaya pendidikan sehingga tidak terjangkau bagi masyarakat dikalangan bawah.
Seharusnya pendidikan merupakan hak seluruh rakyat Indonesia seperti yang
terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi salah satu tujuan Negara kita
adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini mempunyai konsekuensi bahwa Negara
harus menyelenggarakan dan memfasilitasi seluruh rakyat Indonesia untuk
memperoleh pengajaran dan pendidikan yang layak. Maka tentu saja Negara dalam
hal ini pemerintah harus mengusahakan agar pendidikan dapat dinikmati oleh
seluruh rakyat Indonesia. Apa
penyebab mahalnya biaya pendidikan? Makin mahalnya biaya pendidikan sekarang
ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang menerapkan MBS (Manajemen Berbasis
Sekolah). MBS di Indonesia pada realitanya lebih dimaknai sebagai upaya untuk
melakukan mobilisasi dana. Karena itu, Komite Sekolah atau Dewan Pendidikan yang
merupakan organ MBS selalu disyaratkan adanya unsur pengusaha.
Dari permasalahan diatas solusi yang bisa
dilakukan yaitu pertama, pemerintah harus lebih meninjau segala kegiatan
termasuk program-program yang sudah dibuat. Karena jika program-program
tersebut ada tetapi tidak berjalan sebagaimana mestinya maka tidak akan
menghasilkan apa-apa untuk kemajuan pendidikan Indonesia kemudian pemerintah
harus mengadakan pemerataan dan peninjauan pendidikan ke daerah-daerah terpencil
agar mereka yang ada di daerah terpencil bisa menikmati pendidikan yang sama
seperti mereka yang ada di kota besar..Kedua, sumber daya manusia yang terlibat
didalamnya harus mempunyai kualitas yang baik yang mampu mewujudkan pendidikan
yang lebih maju dan baik. Ketiga, orang tua murid juga harus bersikap kritis. Contohnya
jika dari pihak sekolah meminta dana bantuan yang yang mencurigakan harus kita
selidiki lebih dulu dan pastikan setiap dana sekolah harus bersifat transparan
sehingga tidak ada kesalahpahaman antar orang tua murid dan pihak sekolah. Kemajuan
pendidikan Indonesia membutuhkan kesadaran dari berbagai pihak. Diharapkan bagi
semua pihak baik itu pemerintah maupun masyarakat mampu bekerja sama dalam
mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada di dalam sistem pendidikan ini.
Anggiani Sukma Putri
15321064
B
DAMPAK BIAYA PENDIDIKAN INDONESIA YANG MAHAL (Part II)
Jika kita
membicarakan dampak biaya pendidikan
mahal tentu ada dampak positif maupun negatifnya. Di artikel sebelumnya saya
membahas salah satu dampak negatif dari biaya pendidikan yang mahal. Di sisi
lain ada juga dampak positif dari biaya pendidikan yang mahal seperti
1. Adanya
Dana Yang Cukup Untuk Menunjang Aktivitas Sekolah
Ini adalah keunggulan mutlak
yang dimilki sekolah yang bertarif tinggi. Dengan banyaknya uang yang didapat
maka tentu uang untuk menjalankan aktivitas siswa menjadi lebih terjamin. Misalnya
saja untuk kegiatan ekstrakurikuler tentunya sekolah dapat memanggil
pelatih atau instruktur ekstra yang benar benar berkualitas untuk mendukung
minat dan bakat siswa. Selain itu fasilitas sekolah untuk kegiatan
siswa-siswinya juga sangat mendukung contohnya seperti peralatan drumband,
kostum untuk dance maupun drama karena adanya biaya yang lebih. Kemudian perawatan barang-barang
tersebut juga terjamin.
2. Sekolah
Membuat Lingkungan Yang Baik
Jika anda ingin sukses
bergaulah dengan orang sukses. Ini bukan untuk anda memilih milih teman dalam
berteman tapi agar anda punya perkumpulan yang tujuan nya jelas dan sama dengan
anda sehingga tujuan itu lebih mudah untuk diraih apalagi kalau dengan dukungan
teman. Dengan bersekolah di sekolah yang mahal maka tentu yang bersekolah di
tempat tersebut rata rata orang yang keadaan ekonomi nya baik. Dan orang tua
mereka bisa dibilang sukses dalam bidang finansial. Tentu kalau lingkungan
seperti ini sangat baik untuk mendukung pekerjaan anda kelak jika butuh partner
kerja.
3. Sekolah Memberikan Tenaga
Profesional
Sekolah yang mahal tentu
berdampak pada tenaga pengajar yang dipilih secara selektif dan baik. Biasanya
skill nya lebih baik dari sekolah pada umumnya. Memang itu lah salah satu hal
yang "dijual" oleh sekolah favorit ataupun sekolah
mahal yang ada.
4. Anak Akan Cenderung Rajin
Belajar Karena Adanya Rasa Tanggung Jawab
Dengan mahalnya biaya
pendidikan biasanya juga mempengaruhi kondisi psikologis sang anak. Ia akan
menjadi lebih rajin belajar dan mempunyai tanggung jawab yang besar karena
biaya yang harus dibayar sangat banyak. Sehingga ia harus benar-benar serius
belajar dan tidak main-main agar hasil belajarnya sebanding dengan jumlah biaya
sekolahnya.
Biaya pendidikan yang mahal memang
mempunyai dampak positif dan negatif. Namun tidak semua orang setuju karena
jika dilihat dari segi perekonomiannya, mereka yang termasuk golongan menengah
keatas mungkin akan sependapat jika
biaya pendidikan di Indonesia mahal karena itu juga akan berdampak dengan
fasilitas dan kulitas sekolah yang bagus. Tetapi bagi mereka yang perekonomiannya
tergolong rendah pasti akan berpikir ulang mengingat biaya sekolah yang tidak
sedikit. Ini menjadi PR bagi pemerintahan Indonesia untuk mencari jalan tengah
supaya semua anak Indonesia bisa mengenyam pendidikan dengan adil sehingga
sekolah tidak hanya untuk mereka yang berduit saja tetapi mereka yang tidak
memiliki biaya padahal mereka mempunyai keinginan kuat untuk bersekolah tetap
bisa mengenyam pendidikan.
Anggiani Sukma Putri
15321064
B
Selasa, 12 Januari 2016
PENYEBAB PENDIDIKAN MAHAL DI INDONESIA
Mahalnya Biaya Pendidikan di Indonesia !
Bangsa yang maju adalah bangsa terdidik. Tentunya melalui sekolah. Dengan sekolah, seseorang bisa terdidik. Setiap orang tua pasti berkeinginan menyekolahkan anaknya. Namun, kesempatan bersekolah tidak semua dimiliki anak-anak bangsa ini. Alasannya biaya sekolah mahal. Sebuah alasan klasik, berkisar itu-itu saja dari tahun ke tahun.
KEADAAN demikian memang sebuah elegi sekaligus menjadi ironi yang memprihatinkan, sebab bangsa ini maju tentunya dengan pendidikan. Tapi, kesempatan menikmati pendidikan formal hanya untuk orang-orang berduit. Konstitusi memberikan kesempatan yang sama bagi setiap warga negara, namun dalam ranah realitas jelas menjadi fakta sebuah ketidakadilan.
Biaya sekolah yang mahal menjadi berita yang traumatik bagi warga yang tidak mampu, walau mereka sadar mengikuti pendidikan menjadi bagian hak setiap warga negara. Tapi, ketidakberdayaan akibat masih bergelut dengan kemiskinan menjadi sebuah fakta anak-anak bangsa yang tidak bersekolah atau putus sekolah.
Dari total 100 persen siswa Sekolah Dasar, hanya 61 persen yang melanjutkan ke tingkat Sekolah Menengah Pertama Bahkan dari jumlah tersebut, lanjutnya, hanya 2persen siswa yang melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi. Keadaan ini tentunya harus segera diatasi dengan memberikan jaminan pendidikan bagi setiap anak.Dengan adanya jaminan pendidikan ini, Dirinya mengatakan, anak tidak akan mengalami putus sekolah karena tingginya biaya pendidikan. Hal ini juga dapat mengatasi masalah besarnya jumlah siswa yang tidak diterima di sekolah negeri karena keterbatasan kapasitas.
Gambaran demikian, seolah menerjemahkan kepada publik bahwa anak orang miskin, anak petani, anak nelayan, anak buruh tidak berhak mengenyam pendidikan tinggi. Mereka hanya berhak sekolah sampai setingkat SMP saja. Akhirnya yang miskin tak beranjak dari kemiskinannya serta yang bodoh tak keluar dari lingkaran kebodohan yang mengungkungnya. Calon mahasiswa yang akan masuk perguruan tinggi negeri membuat traumatis bagi rakyat yang tak mampu. Mereka tak mungkin siap menanggung beban biaya pendidikan yang harganya mahal. Sewajarnya memang komersialisasi pendidikan yang selalu diributkan oleh mahasiswa.
Pendidikan saat ini sudah jadi barang mewah. Boleh dibilang pendidikan harganya seperti barang kebutuhan tersier saja, mahal sungguh mahal. tentunya cuma mereka yang berkantong tebal yang bisa nangkring di PTN. Sementara buat kebanyakan rakyat negeri ini yang memiliki penghasilan rata-rata yang masuk kategori kelas menengah ke bawah, bagai pungguk naik ke bulan alias hanya merajut mimpi saja.Biaya pendidikan yang mahal, sebuah anomali dari tujuan bangsa yang termaktub dalam konstitusi Negara yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.
Damar Aziz Prasidya
15321071
Kelas B
Korupsi Dalam Pendidikan
Tindakan korupsi bukan hanya
terjadi dalam kasus perekonomian politik saja, tetapi dalam kasus bidang
pendidikan juga sangat merajarela. Seperti kasus ‘penyuapan’ yang sering
terjadi, ketika penerimaan siswa baru, bahkan pada penerimaan PTN.
Pertama, dalam penerimaan siswa
baru. Memasuki sekolah negeri merupakan hak seluruh warga negara muda, selai
mendapat subsidi dari pemerintah, kualitas sekolah juga cukup terjaga. Akhirnya
banyak minat yang tinggi dari warga yang akan mengambil tindakan ‘penyuapan’
disekolah. Seharusnya dalam setiap sekolah negeri, harus memiliki sistem
pengawasan untuk mencegah terjadinya tindakan korupsi. Tetapi apa gunanya jika
diterapkannya sistem pengawasan tersebut tetap menimbulkan tindakan korupsi
berupa ‘penyuapan’. Karena pihak yang berwenang didalam sekolah justru yang
mempersilahkan masuk tindakan ‘penyuapan’ tersebut. Tindakan tersebut bukan
hanya terjadi pada penerimaan siswa baru disekolah negeri saja, tetapi juga
sering terjadi pada penerimaan mahasiswa di perguruan tinggi negeri.
Kedua, dalam kasus ‘penyuapan’
yang terjadi dalam penerimaan siswa baru disekolah negeri ataupun penerimaan
mahasiswa baru di PTN itu tidak main-main dalam menyebutkan nominal yang harus
dikeluarkan. Bahkan dalam nominal tersebut tidak hanya masuk ke dalam sekolah
negeri atau perguruan tinggi negeri itu sendiri, tetapi juga ada yang masuk
kedalam kebutuhan pribadi milik pihak-pihak yang berwenang didalam pendidikan
tersebut.
Lalu bagaimana cara
meminimalisirkan tindakan korupsi dalam pendidikan tersebut? Karena tindakan
‘penyuapan’ tersebut sama halnya yang menyebabkan adanya pendidikan mahal yang
terjadi di Indonesia. Jadi, kesalahan ini dari pemerintah sendiri yang kurang
mengawasi jalannya pendidikan di Indonesia? Atau kesalahan dari pihak yang
berwenang didalam pendidikan di Indonesia?
Bagaimana menurut anda tentang
tindakan korupsi didalam pendidikan di Indonesia? Siapa yang menyebabkan
kesalahan tersebut?
NADYA SAFIRA
15321079
B
DAMPAK BIAYA PENDIDIKAN INDONESIA YANG MAHAL
Banyak dampak yang ditimbulkan karena biaya sekolah yang
sangat mahal. Salah satu contohnya adalah pengamen yag sering kita jumpai di
jalanan terutama traffic light. Mereka memutuskan untuk pergi ngamen dibanding
pergi ke sekolah alasannya karena biaya sekolah yang semakin mahal. Berdasarkan data UNICEF, sebanyak 2,5 juta anak
Indonesia yang seharusnya bersekolah tidak dapat menikmati pendidikan. Data
statistik tingkat provinsi dan kabupaten menunjukkan bahwa terdapat kelompok
anak- anak tertentu yang terkena dampak paling rendah. Sebagian besarnya,
berasal dari keluarga miskin, sehingga tidak mampu
melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. Bisa dilihat di Indonesia
banyak anak-anak kecil yang berkeliaran dijalanan, mereka mondar mandir
tanpa peduli akan adanya mobil atau motor yang berlalu lalang yang
sewaktu-waktu bisa menabrak mereka. Mereka rela panas-panasan dijalanan hanya
untuk mendapatkan uang untuk makan dan membeli kebutuhan mereka. Dan mungkin
uang dari hasil mengamen tersebut tidak cukup untuk memenuhi keduanya. Bahkan tidak
banyak dari mereka yang terlibat tindakan kriminalitas. Semua itu karena
kegiatan mereka yang hanya pergi ngamen dan dorongan untuk mendapat penghasilan
yang lebih. Karena pengetahuan mereka kurang, sehingga kebanyakan dari mereka
tidak bisa membuka usaha atau berjualan. Padahal jika mereka bersekolah minimal lulusan SMA, mereka mungkin bisa mendapat pekerjaan yang layak dan menghasilkan uang lebih. Mengapa bisa begini? Ini semua adalah
salah satu dampak biaya sekolah mahal sehingga kebanyakan dari mereka yang
perekonomiannya kurang, lebih memilih untuk ngamen dijalanan dan sebagainya. Tercatat
sebanyak 155.965 anak berkeliaran dijalan dan tidak pergi sekolah. Itu artinya
sebanyak 155 ribu anak Indonesia tidak bersekolah dan ini adalah jumlah yang
sangat mengkhawatirkan. Karena, itu artinya masih banyak sekali anak Indonesia yang tidak mengecap pendidikan. Dan ini akan berdampak buruk bagi bangsa Indonesia karena masa depan bangsa Indonesia ada di tangan
mereka.
Anggiani Sukma Putri
15321064
B
Jumat, 08 Januari 2016
Diskriminasi dalam Pendidikan
Pendidikan
adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, dan latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang. Pendidikan itu
tidak saja memainkan peran penting dalam mencerdaskan manusia secara
intelektual, tetapi juga merupakan sarana pembentukan sejati berkarakter baik,
bermoral, berwawasan luas serta 'penyetaraan'. Hal yang terakhir ini adalah
yang paling jarang dibahas. Yang saya maksud tentang 'penyetaraan' disini
adalah, adanya peran pendidikan dalam memberikan kesamaan dan kesetaraan
manusia dalam hal martabat dan kedudukan sosial di masyarakat. Seperti misal
contoh nyata dari jaman kolonial Belanda, perempuan tidak dibolehkan bersekolah
agar perempuan tidak bisa melawan pemerintah kolonial Belanda layaknya
laki-laki. Namun, ketika Raden Ajeng Kartini berjuang untuk pendidikan kaum
perempuan, makan lahirlah kaum perempuan yang diperbolehkan untuk bersekolah dan
ikut memperjuangkan untuk melawan Belanda.
Namun,
bagaimana jika pendidikan sekarang ini dianggap sebagai sarana meninggikan diri
bukan untuk memajukan kesejahteraan bangsa ini? Ketika pendidikan semakin maju,
maka pendidikan itu pula semakin mahal. dan ketika pendidikan itu mahal, terjadilah kesimpangsiuran yang mudah terjadi. terutama dalam hal 'penyetaraan'. Misalnya, ketika seorang anak masuk ke
dalam jurusan favorit maka timbulah ketidaksetaraan disana. Lalu ketika seorang
anak yang orang tuanya adalah seorang pejabat atau gubernur maka timbulah juga
ketidaksetaraan disana. Istilah tepat yang lainnya adalah ‘Diskriminasi’.
Pendidikan yang seharusnya memiliki tujuan untuk menyetarakan umat manusia,
justru malah menjadi sarana untuk menindas dan merendahkan sesama.
Dalam
membahas masalah ini lebih dalam, saya mengingat kembali permasalahan kesetaraan dari lingkungan SMA.
Pasti sering terjadi diskriminasi didalam pendidikan SMA. Bukanlah fenomena
baru tetapi merupakan fenomena lama. Ketika seorang siswa memilih jurusan IPS
itu kebanyakan dari pandangan guru, jurusan IPS merupakan jurusan yang tidak sebanding
dengan jurusan IPA. Karena para guru kebanyakan mempersepsikan bahwa jurusan
IPS itu memiliki masa depan yang suram, karena lapangan pekerjaan yang sedikit
dan anak-anaknya nakal juga susah diatur. Sedangkan jurusan IPA dianggap
sebagai jurusan dengan anak-anaknya yang cerdas, memiliki masa depan cerah, dan
kumpulan anak-anak alim. Padahal tugas dari seorang Guru itu sendiri adalah
untuk membantu dalam membentuk karakter seorang siswa didalam dunia pendidikan.
Dan tindakan diskriminatif yang dilakukan oleh kebanyakan para guru dijaman
sekarang itu sangatlah TIDAK PANTAS.
Saya
mengharapkan bahwa jangan ada lagi diskriminasi dalam dunia pendidikan. Setiap
ilmu itu memiliki perannya masing-masing dalam kehidupan manusia, saling
melengkapi, sama derajat dan sama pentingnya. Berusaha kembali lagi ke tujuan
utama adanya pendidikan yang sebenarnya. Pendidikan itu untuk kesetaraan bukan
penindasan. Hal-hal yang berbau diskriminatif dalam dunia pendidikan tidak
selayaknya dipertahankan dan dibudayakan. Hendaknya para pelaku pendidikan
bukan sekedar menonton saja, tetapi mulailah reformasi baru dari dalam sendiri
dan kepada lingkungan pendidikan disekitar. Agar terciptanya kembali dunia
pendidikan yang memiliki kesetaraan yang adil, dan mencapai satu tujuan yaitu
untuk mensejahterakan bangsa ini.
Nadya Safira
15321079
B
Nadya Safira
15321079
B
Kamis, 07 Januari 2016
PENDIDIKAN MAHAL DI INDONESIA
Latar
Belakang
Pendidikan
adalah hal yang utama
untuk memajukan bangsa. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan
cita-cita yang
ingin di capai oleh setiap negara di dunia. Sudah menjadi suatu rahasia
umum
bahwa maju tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan.
Pendidikan merupakan proses mencetak generasi penerus bangsa yang
berkualitas.
Indonesia adalah salah satu Negara berkembang di dunia yang masih
mempunyai
masalah besar dalam dunia pendidikan. Kita mempunyai tujuan bernegara
mencerdaskan kehidupan bangsa yang seharusnya jadi sumbu perkembangan
pembangunan kesejahteraan dan kebudayaan bangsa. Yang kita rasakan
sekarang
adalah adanya ketertinggalan didalam mutu pendidikan. Rendahnya mutu
pendidikan
menghambat penyediaan sumber daya menusia yang mempunyai keahlian dan
keterampilan untuk memenuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang.
Salah satu faktor dan masalah penghambat pendidikan di
indonesia adalah mahalnya biaya pendidikan di indonesia yang tidak sesuai dengan
fasilitas yang kita dapat serta kualitas pengajar yang kurang profesional dan
tanggung jawab dalam menjalankan tugasnya. Maka disini penulis mencoba untuk
menjabarkan salah satu faktor dan masalah penghambat pendidikan di indonesia
ini.
1.Mahalnya
biaya pendidikan
Pendidikan di Indonesia
menjadi sulit bagi mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan. Mayoritas
penduduk Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan mengakibatkan
terbengkalai nya mereka dalam hal pendidikan. Selain kemauan mereka yang tidak
pernah tumbuh dan sadar akan pendidikan, faktor ekonomi menjadi alasan utama
mereka untuk tidak menyentuh dunia pendidikan, Salah satu contoh dari
kasus mahalnya biaya pendidikan ini adalah anak-anak yang putus sekolah bahkan
ada yang tidak sempat merasakan dunia pembelajaran, dengan begitu mereka
bekerja sebagai pengemis di jalanan ataupun sebagai pengamen.
2.Fasilitas
pendidikan yang kurang memadai
Yang menjadi
permasalahan pendidikan di Indonesia adalah fasilitas pendidikan yang masih
kurang memadai. Banyak sekolah-sekolah yang bangunannya sudah hampir rubuh,
tidak memiliki fasilitas penunjang seperti meja belajar, buku, perlengkapan
teknogologi, dan alat-alat penunjang lainnya yang menyebabkan pendidikan tidak
dapat berkembang secara optimal. Untuk Sarana Fisik Misalnya, Banyak Sekali Sekolah Dan
Perguruan Tinggi Kita Yang Gedungnya Rusak, Kepemilikan Dan Penggunaan Media
Belajar Rendah, Buku Perpustakaan Tidak Lengkap. Sementara Laboratorium Tidak
Standar, Pemakaian Teknologi Informasi Tidak Memadai Dan Sebagainya. Bahkan
Masih Banyak Sekolah Yang Tidak Memiliki Gedung Sendiri, Tidak Memiliki
Perpustakaan, Tidak Memiliki Laboratorium Dan Sebagainya.
3.Rendahnya Kualitas Pengajar
Keadaan pengajar Di Indonesia Juga
Amat Memprihatinkan. Kebanyakan pengajar Belum Memiliki Profesionalisme Yang
Memadai Untuk Menjalankan Tugasnya, Bukan Itu Saja, Sebagian pengajar Di
Indonesia Bahkan Dinyatakan Tidak Layak Mengajar. Walaupun Pengajar Bukan
Satu-Satunya Faktor Penentu Keberhasilan Pendidikan. Tetapi, Pengajaran
Merupakan Titik Sentral Pendidikan Sebagai Cermin Kualitas, Tenaga Pengajar
Memberikan pengaruh Sangat Besar Pada Kualitas Pendidikan Yang Menjadi Tanggung
Jawabnya. Kualitas Pengajar Yang Rendah Juga Dipengaruhi Oleh Masih Rendahnya
Tingkat Kesejahteraan pengajar.
Solusi
Pemecahan
Solusi yang
dapat diberikan dari permasalahan di atas antara lain dengan mengubah
sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan. Pemerintah harus
peka terhadap kondisi pendidikan di setiap daerah dan dapat mengambil langkah
yang pasti untuk memperbaiki kualitas sesuai dengan kondisi daerah
masng-masing. Tidak hanya pemerintah, tetapi masayarat juga harus bahu-bahu
bersama pemerintah untuk dapat meningkatkan kesadaran bahwa pendidikan itu
penting dan dapat selalu mengawasi kegiatan pendidikan di Indonesia.
Perkembangan dunia di era globalisasi ini memang banyak menuntut perubahan
kesistem pendidikan nasional yang lebih baik serta mampu bersaing secara sehat
dalam segala bidang. Dengan meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber
daya manusia yang terlahir akan semakin baik mutunya dan akan mampu membawa
bangsa ini bersaing secara sehat dalam segala bidang di dunia internasional.
Ihsanty Novita Sarah
15321091
B
Senin, 04 Januari 2016
MIMPI YANG TERTUNDA
MIMPI YANG TERTUNDA
Denting piano yang merdu
Alunan warna hitam dan putih
Membantingkan angan dalam mimpi
Membentuk kedaulatan mimpi
Ketika dunia kami di hampar
Oleh deburan logam dan kertas
Membuat kami kehilangan
Angan, mimpi, dan harapan
Dunia yang kejam dan meronta
Lampiasan uang yang menggelora
Tanpa melihat lukisan hidup dan mimpi
Kemana kami harus pergi?
Membarakan hidup dan harapan
Lembaran merah tiap tahun meningkat
Kemanakah kami mengadukan?
Hidup, nasib, dan tujuan hidup kami
Ketika kemewahan dunia merampas
Dan kemegahan yang memimpin
Kami adalah butiran kerikil
Yang terhempas ombak mutiara
Terkubur dalam gundukan batu
Mengemis abdi megah untuk hidup kami
Kami tak punya permata
Untuk menaikkan tangga martabat
Hanya tertindih dan terhempas
Pemimpin negara..
Lihatlah kami, impian kami
Yang tertunda akan mahalnya pendidikan
Nama : Atty
Rahmalia Nurani
NIM : 15321086
Kelas : B
Langganan:
Postingan (Atom)