Mahalnya Biaya Pendidikan di Indonesia !
Bangsa yang maju adalah bangsa terdidik. Tentunya melalui sekolah. Dengan sekolah, seseorang bisa terdidik. Setiap orang tua pasti berkeinginan menyekolahkan anaknya. Namun, kesempatan bersekolah tidak semua dimiliki anak-anak bangsa ini. Alasannya biaya sekolah mahal. Sebuah alasan klasik, berkisar itu-itu saja dari tahun ke tahun.
KEADAAN demikian memang sebuah elegi sekaligus menjadi ironi yang memprihatinkan, sebab bangsa ini maju tentunya dengan pendidikan. Tapi, kesempatan menikmati pendidikan formal hanya untuk orang-orang berduit. Konstitusi memberikan kesempatan yang sama bagi setiap warga negara, namun dalam ranah realitas jelas menjadi fakta sebuah ketidakadilan.
Biaya sekolah yang mahal menjadi berita yang traumatik bagi warga yang tidak mampu, walau mereka sadar mengikuti pendidikan menjadi bagian hak setiap warga negara. Tapi, ketidakberdayaan akibat masih bergelut dengan kemiskinan menjadi sebuah fakta anak-anak bangsa yang tidak bersekolah atau putus sekolah.
Dari total 100 persen siswa Sekolah Dasar, hanya 61 persen yang melanjutkan ke tingkat Sekolah Menengah Pertama Bahkan dari jumlah tersebut, lanjutnya, hanya 2persen siswa yang melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi. Keadaan ini tentunya harus segera diatasi dengan memberikan jaminan pendidikan bagi setiap anak.Dengan adanya jaminan pendidikan ini, Dirinya mengatakan, anak tidak akan mengalami putus sekolah karena tingginya biaya pendidikan. Hal ini juga dapat mengatasi masalah besarnya jumlah siswa yang tidak diterima di sekolah negeri karena keterbatasan kapasitas.
Gambaran demikian, seolah menerjemahkan kepada publik bahwa anak orang miskin, anak petani, anak nelayan, anak buruh tidak berhak mengenyam pendidikan tinggi. Mereka hanya berhak sekolah sampai setingkat SMP saja. Akhirnya yang miskin tak beranjak dari kemiskinannya serta yang bodoh tak keluar dari lingkaran kebodohan yang mengungkungnya. Calon mahasiswa yang akan masuk perguruan tinggi negeri membuat traumatis bagi rakyat yang tak mampu. Mereka tak mungkin siap menanggung beban biaya pendidikan yang harganya mahal. Sewajarnya memang komersialisasi pendidikan yang selalu diributkan oleh mahasiswa.
Pendidikan saat ini sudah jadi barang mewah. Boleh dibilang pendidikan harganya seperti barang kebutuhan tersier saja, mahal sungguh mahal. tentunya cuma mereka yang berkantong tebal yang bisa nangkring di PTN. Sementara buat kebanyakan rakyat negeri ini yang memiliki penghasilan rata-rata yang masuk kategori kelas menengah ke bawah, bagai pungguk naik ke bulan alias hanya merajut mimpi saja.Biaya pendidikan yang mahal, sebuah anomali dari tujuan bangsa yang termaktub dalam konstitusi Negara yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.
Damar Aziz Prasidya
15321071
Kelas B
Tidak ada komentar:
Posting Komentar