Pendidikan
adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, dan latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang. Pendidikan itu
tidak saja memainkan peran penting dalam mencerdaskan manusia secara
intelektual, tetapi juga merupakan sarana pembentukan sejati berkarakter baik,
bermoral, berwawasan luas serta 'penyetaraan'. Hal yang terakhir ini adalah
yang paling jarang dibahas. Yang saya maksud tentang 'penyetaraan' disini
adalah, adanya peran pendidikan dalam memberikan kesamaan dan kesetaraan
manusia dalam hal martabat dan kedudukan sosial di masyarakat. Seperti misal
contoh nyata dari jaman kolonial Belanda, perempuan tidak dibolehkan bersekolah
agar perempuan tidak bisa melawan pemerintah kolonial Belanda layaknya
laki-laki. Namun, ketika Raden Ajeng Kartini berjuang untuk pendidikan kaum
perempuan, makan lahirlah kaum perempuan yang diperbolehkan untuk bersekolah dan
ikut memperjuangkan untuk melawan Belanda.
Namun,
bagaimana jika pendidikan sekarang ini dianggap sebagai sarana meninggikan diri
bukan untuk memajukan kesejahteraan bangsa ini? Ketika pendidikan semakin maju,
maka pendidikan itu pula semakin mahal. dan ketika pendidikan itu mahal, terjadilah kesimpangsiuran yang mudah terjadi. terutama dalam hal 'penyetaraan'. Misalnya, ketika seorang anak masuk ke
dalam jurusan favorit maka timbulah ketidaksetaraan disana. Lalu ketika seorang
anak yang orang tuanya adalah seorang pejabat atau gubernur maka timbulah juga
ketidaksetaraan disana. Istilah tepat yang lainnya adalah ‘Diskriminasi’.
Pendidikan yang seharusnya memiliki tujuan untuk menyetarakan umat manusia,
justru malah menjadi sarana untuk menindas dan merendahkan sesama.
Dalam
membahas masalah ini lebih dalam, saya mengingat kembali permasalahan kesetaraan dari lingkungan SMA.
Pasti sering terjadi diskriminasi didalam pendidikan SMA. Bukanlah fenomena
baru tetapi merupakan fenomena lama. Ketika seorang siswa memilih jurusan IPS
itu kebanyakan dari pandangan guru, jurusan IPS merupakan jurusan yang tidak sebanding
dengan jurusan IPA. Karena para guru kebanyakan mempersepsikan bahwa jurusan
IPS itu memiliki masa depan yang suram, karena lapangan pekerjaan yang sedikit
dan anak-anaknya nakal juga susah diatur. Sedangkan jurusan IPA dianggap
sebagai jurusan dengan anak-anaknya yang cerdas, memiliki masa depan cerah, dan
kumpulan anak-anak alim. Padahal tugas dari seorang Guru itu sendiri adalah
untuk membantu dalam membentuk karakter seorang siswa didalam dunia pendidikan.
Dan tindakan diskriminatif yang dilakukan oleh kebanyakan para guru dijaman
sekarang itu sangatlah TIDAK PANTAS.
Saya
mengharapkan bahwa jangan ada lagi diskriminasi dalam dunia pendidikan. Setiap
ilmu itu memiliki perannya masing-masing dalam kehidupan manusia, saling
melengkapi, sama derajat dan sama pentingnya. Berusaha kembali lagi ke tujuan
utama adanya pendidikan yang sebenarnya. Pendidikan itu untuk kesetaraan bukan
penindasan. Hal-hal yang berbau diskriminatif dalam dunia pendidikan tidak
selayaknya dipertahankan dan dibudayakan. Hendaknya para pelaku pendidikan
bukan sekedar menonton saja, tetapi mulailah reformasi baru dari dalam sendiri
dan kepada lingkungan pendidikan disekitar. Agar terciptanya kembali dunia
pendidikan yang memiliki kesetaraan yang adil, dan mencapai satu tujuan yaitu
untuk mensejahterakan bangsa ini.
Nadya Safira
15321079
B
Nadya Safira
15321079
B
Tidak ada komentar:
Posting Komentar